PRASANGKA


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya kepada penulis sehingga penulis bisa menylesaikan makalah Psikologi yang berjudul “Prasangka” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kejahiliaan penuh kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan teknologi seperti saat sekarang ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, serta penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan kemudahan kepada pembaca dalam memahami materi “Prasangka”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah yang berikutnya bisa lebih baik.


Dumaiu, 15 Februari 2011

SPS
 DAFTAR ISI

Kata Pengantar    ..............................................................................................          i
Daftar Isi             ..............................................................................................          ii
BAB I    PENDAHULUAN ...........................................................................          1
A.    Latar Belakang ............................................................................          1
B.     Tujuan Penulisan .........................................................................          2
BAB II   PEMBAHASAN ..............................................................................          2
A.    Komponen yang Ada Dalam Prasangka .....................................          3
B.     Perbedaan Prasangka dan Curiga ...............................................          4
C.     Apakah Stereotip Sebagai Dasar Prasangka?..............................          4
D.    Penyebab, Sumber, dan Cara Mengatasi Prasangka ...................          5
E.     Kasus Prasangka .........................................................................          8
BAB III PENUTUP ........................................................................................          9
A.    Kesimpulan .................................................................................          9
B.     Saran ...........................................................................................          9
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................          10

Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart pengamatan orang lain.

PEMERINTAHAN DESA

Pemerintahan Desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-bataswilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul danadat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.